Six keys to being Excellent at Anything
Atau yang berarti 6 kunci untuk sukses,yaitu:
1.Pursue What you Love passion/mengejar apa yang anda suka.
Memiliki makna apabila kita menyukai sesuatu atau cita-cita maka segeralah mewujudkannya dengan jalan terbaik dan usaha yang keras.
2.Do the hardest work first/melakukan hal yang paling kita anggap sulit.
Karena dengan mencoba hal yang belum pernah kita lakukan dan kita anggap sulit.kita akan terbiasa dalam menghadapi hal seperti itu.Dan akhirnya hal yang tadinya kita anggap sulit kita kerjakan karena terbiasa menjadi mudah dikerjakan.
3.Practice Intensely/praktek intensif.
Yaitu mempraktekan langsung hal yang ingin kita inginkan.karena dengan sering melakukan praktek kita dapat mengetahui langsung kekurangan dan kesalahan kita sehingga kita dapat mengevaluasi diri kita langsung.
4.Seek the Expert for Help/mencari seorang ahli untuk memberikan bantuan atau pengarahan.
Sering kali kita kebingungan dengan hal yang ingin kita lakukan.untuk memudahkan hal tersebut kita perlu bertanya atau berdialog kepada ahlinya atau orang yang berpengalaman.karena dengan hal itu kita dapat mengintrospeksi diri kita dan selain itu ia akan memberikan saran/masukan kepada kita sehingga ini akan membuka pikiran kita untuk lebih maju.
5.Take a Renewel break/membutuhkan istirahat.
Sering kali kita mengabaikan hal ini.Sebenarnya istirahat sangatlah penting untuk mewujudkan cita-cita kita.karena dengan istirahat yang cukup kita dapat lebih menikmati hidup.kondisi badan menjadi fit,tidak gampang sakit dan kitapun menjadi bersemangat dalam beraktifitas.Coba saja apabila kita kurang beristirahat?mungkin tubuh kita akan mudah lelah atau sakit.akibatnya dapat mengganggu aktifitas yang ingin kita lakukan.
6.Ritualize/berdoa atau memohon
Hal ini sangatlah penting bagi manusia.karena sekeras apapun usaha kita bila tidak di iringi dengan doa pasti hasilnya tidak akan memuaskan.karena doa dapat memudahkan pekerjaan yang kita anggap sulit,doa juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT yang telah menciptakan manusia.Karena banyak manusia di muka bumi ini yang tersesat oleh Harta dunia.ketika miskin ia hanya berusaha dan setelah kaya ia lupa akan penciptanya tidak lain semua itu karena usaha yang tidak di iringi dengan berdoa atau kurangnya berdoa kepada sang pencipta sehingga mereka dibutakan oleh harta di dunia ini.
Entri Populer
-
Peraturan & regulasi Pembahasan tentang ringkasan undang undang : UU no 19 TENTANG HAK CIPTA UU no 36 TENTANG TELEKOMUNIKASI ...
Minggu, 19 Desember 2010
Jumat, 17 Desember 2010
AYAT AYAT CINTA
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Penerbit Republika
Hal: ix + 418
Peresensi: Dodi nugraha
Kurasakan perasaan yang sulit diungkapkan, membaca di zaman seperti ini, ada orang yang haus ilmu. Mengaji pada seorang ustadz. Dengan jarak puluhan kilometer, ditempuh dalam waktu tidak sebentar. Sungguh, itu sebuah kabar yang jarang sekali kudengar. Biasanya adalah menceriterakan kisah salafushsholih saat menuntut ilmu. Tapi ini dijaman sekarang? Apalagi itu dilakukan dalam keadaan terik matahari musim panas di Mesir yang mencapai 40 derajat lebih. Subhanalloh. Eh, aku justeru nangisnya di sini. Di belakang-belakang saat adegan-adegan ‘novel’ kok malah ga keluar air matanya ya? Menurutku sih kisah percintaannya biasa-biasa saja.
Ada juga saat menceriterakan mimpi Fahri saat bertemu dengan Ibnu Mas’ud. Membuat perasaan saya ikut mengharu-biru.Tidak salah memang kalau novel ini disebut novel penggugah jiwa.
Ada memang beberapa yang kulompat membacanya. Gimana ya, terlalu ilmiah yang menuntut untuk berpikir. Tidak beda dengan membaca buku fiksi, dan yang pasti karena nggak sabar dengan cerita yang dibilang orang-orang seru. Mana sih adegan empat orang wanita yang mencintai Fahri ini?
Di pertengahan lebih buku itu, aku baru merasa membaca novel. Adegan demi adegan mengalir bagus. Kisah Fahri yang ingin menikah, kemudian ada perang batin di saat-saat memutuskan untuk menikah, karena ada wanita lain.
Ada adegan-adegan sepasang pengantin baru disini. Kata pengantarnya, jadi benar-benar seperti novel asmara (ah, apakah novel asmara harus seperti itu??) Saya membayangkan bila belum nikah, baca itu rasanya mungkin risih juga...
Selanjutnya ada adegan dalam penjara Mesir saat Fahri dipenjara. Itu juga mengingatkan saat-saat para ulama dipenjara.
Tak jauh dari masalah keluarga dan wanita. Poligami. Dengan siapa?? Baca aja sendiri he..Happy/sad ending yah novel ini? Akhir cerita memang syahdu, tapi rasanya bukan sad ending. Karena setelah itu rasanya Fahri bahagia bersama isterinya.
Akhirnya, buku ini (bukan novel he..) bisa dibaca oleh semua orang. Bagi yang masih kurang menyukai novel, buku ini tidak melulu adegan-adegan kehidupan seperti novel-novel pada umumnya. Banyak sekali ilmu di dalamnya. Dalam dunia penulisan, seringkali dibilang kalau bisa jangan terlalu “ini ibu Budi” sekali dalam menuliskan hikmah. Namun dalam buku ini tidak hanya “ini ibu Budi..” bahkan banyak dalil-dalil didalamnya Mulai dari masalah pandangan wanita dalam Islam, pergaulan dengan non muslim dan banyak lagi. Namun saya merasakan tidak digurui. Mungkin karena dalam konteks ini malah justeru kelihatan ilmiah.
Dan bagi yang masih malas membaca buku-buku yang ilmiah, buku ini juga cocok karena dipadukan dengan kisah yang sangat menawan.
Hemmm...intinya sih, saya puas baca buku ini. Bagus.
Penerbit Republika
Hal: ix + 418
Peresensi: Dodi nugraha
Kurasakan perasaan yang sulit diungkapkan, membaca di zaman seperti ini, ada orang yang haus ilmu. Mengaji pada seorang ustadz. Dengan jarak puluhan kilometer, ditempuh dalam waktu tidak sebentar. Sungguh, itu sebuah kabar yang jarang sekali kudengar. Biasanya adalah menceriterakan kisah salafushsholih saat menuntut ilmu. Tapi ini dijaman sekarang? Apalagi itu dilakukan dalam keadaan terik matahari musim panas di Mesir yang mencapai 40 derajat lebih. Subhanalloh. Eh, aku justeru nangisnya di sini. Di belakang-belakang saat adegan-adegan ‘novel’ kok malah ga keluar air matanya ya? Menurutku sih kisah percintaannya biasa-biasa saja.
Ada juga saat menceriterakan mimpi Fahri saat bertemu dengan Ibnu Mas’ud. Membuat perasaan saya ikut mengharu-biru.Tidak salah memang kalau novel ini disebut novel penggugah jiwa.
Ada memang beberapa yang kulompat membacanya. Gimana ya, terlalu ilmiah yang menuntut untuk berpikir. Tidak beda dengan membaca buku fiksi, dan yang pasti karena nggak sabar dengan cerita yang dibilang orang-orang seru. Mana sih adegan empat orang wanita yang mencintai Fahri ini?
Di pertengahan lebih buku itu, aku baru merasa membaca novel. Adegan demi adegan mengalir bagus. Kisah Fahri yang ingin menikah, kemudian ada perang batin di saat-saat memutuskan untuk menikah, karena ada wanita lain.
Ada adegan-adegan sepasang pengantin baru disini. Kata pengantarnya, jadi benar-benar seperti novel asmara (ah, apakah novel asmara harus seperti itu??) Saya membayangkan bila belum nikah, baca itu rasanya mungkin risih juga...
Selanjutnya ada adegan dalam penjara Mesir saat Fahri dipenjara. Itu juga mengingatkan saat-saat para ulama dipenjara.
Tak jauh dari masalah keluarga dan wanita. Poligami. Dengan siapa?? Baca aja sendiri he..Happy/sad ending yah novel ini? Akhir cerita memang syahdu, tapi rasanya bukan sad ending. Karena setelah itu rasanya Fahri bahagia bersama isterinya.
Akhirnya, buku ini (bukan novel he..) bisa dibaca oleh semua orang. Bagi yang masih kurang menyukai novel, buku ini tidak melulu adegan-adegan kehidupan seperti novel-novel pada umumnya. Banyak sekali ilmu di dalamnya. Dalam dunia penulisan, seringkali dibilang kalau bisa jangan terlalu “ini ibu Budi” sekali dalam menuliskan hikmah. Namun dalam buku ini tidak hanya “ini ibu Budi..” bahkan banyak dalil-dalil didalamnya Mulai dari masalah pandangan wanita dalam Islam, pergaulan dengan non muslim dan banyak lagi. Namun saya merasakan tidak digurui. Mungkin karena dalam konteks ini malah justeru kelihatan ilmiah.
Dan bagi yang masih malas membaca buku-buku yang ilmiah, buku ini juga cocok karena dipadukan dengan kisah yang sangat menawan.
Hemmm...intinya sih, saya puas baca buku ini. Bagus.
Langganan:
Postingan (Atom)